ASSALAMUALAIKUM
Wr.Wb
Izinkan
saya mempersilakan pembaca untuk sejenak mengenal penulis kalimat ini secara
lebih dekat..:_@ karena seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang.)”keep
smile yukss’’^_^ saya juga tidak
mengetahui harus darimana mengawali sapaan kepada sahabat, tapi ketika
jemari indah menari di atas papan
keyboard putih seindah itu juga rangkaian penghias yang membawa kita akan
terlarut di ruang rindu.
Salam sayang selalu kepada Bapak dan Mama tercinta
yang telah berhasil menjadi orang tua
istimewa untuk abang Ndoa, abang Boya, abang Iki, Bamal, dan teruntuk bungsu
manja nan manis ‘’ajeng”..Sadari bahwa tanpa mereka tidak akan terlahir pribadi
yang unggul dan tangguh.Thanks to Allah SWT yang menitipkan kesabaran dan kasih
sayang,sehingga keikhlasan mereka dapat kami rasakan.Sungguh tidak ada kata yang mampu melukiskan betapa
keduanya sangat berharga dalam kehidupan kami berlima.Bapak dengan kedisiplinan
yang tegas untuk siap membentuk karakter anaknya, juga tak lupa meneguhkan
bahwa kejujuran adalah modal utama yang harus dijalankan. Mama Tersayang,,
dengan penuh kesabaran dan pengorbanannya melahirkan kelima buah cintanya ,dari
gumpalan nutfah, janin ,dan menjadi bayi mungil yang menggemaskan berwangi
surga .Jika mengingat kedua sosok ini, tidak ada ungkapan yang mampu mendekskripsikan
betapa mahalnya pelajaran yang diajarkan
kepada kami. Pelajaran yang tidak
mungkin didapatkan di tempat lainnya maupun sekolah. Secara lahiriah pendidikan
yang pertama kali terbentuk adalah dari lingkungan keluarga, karena orangtualah guru utama untuk mengajarkan bagaimana
berjalan, berbicara, bersikap dan mengenalkan kita pada dunia luar. Alhamdulillah
saya terlahir dari seorang guru. Berbeda jika disamakan dengan yang
lainnya,bahwa menjadi anak dari seorang guru merupakan kebanggaan tersendiri
dan bermetamorfosis di lingkungan yang mengedepankan nilai kejujuran serta
selalu bersyukur atas apa yang telah didapatkan. Ajeng kecil tumbuh riang dengan berkelimpahan kasih sayang dan
perhatian dari empat orang saudara dan khususnya oleh Bapak tercinta yang tidak
mau terlewatkan tumbuh kembang putri bungsu kesayangannya. Sampai Bapak rela
tidak masuk kerja karena harus menemani mama wisuda diploma di kota kupang,
khawatir tidak ada yang menjaga dan mengurus saya karena saat itu masih satu
bulan. Bapakku yang bijak, mungkin sekarang Ajeng tidak manja lagi. Bapakku yang manis
senyumnya, mungkin sekarang Ajeng tidak cengeng lagi. Bapakku yang merdu
suaranya mungkin sekarang Ajeng tidak malas lagi.Bapakku yang terganteng
sepenjuru negeri mungkin sekarang Ajeng sudah tumbuh dewasa, seorang gadis
remaja yang masih ingin merasakan
perhatian dari Bapakku tersayang dan Ajeng menyesal mengapa tidak memiliki
bakat dari Bapak, karena Bapak belum sempat mengajarkan saya bermusik. Ajeng
yakin ada darah seni yang mengalir dari bapak dan mama. Dan itu bakat yang
telah dititipkan oleh sang Maha Pencipta.Lagi dan lagi butiran embun terus
memaksa untuk membasahi kelopak mata yang kering juga turut menyaksikan
kesedihan saat sinar indah itu telah jauh meredupkan hari ajeng. Dan monitor
kecil ini menjadi saksi betapa ajeng ingin melihat senyummu yang anggun, gigi
putih bersihmu yang rapi,tahi lalat kecil dipipimu yang indah, rambut cincin
yang klimis , dan kumismu yang gagah. Juga hati tegarmu untuk melawan kedua kantup jantung yang semakin
melemah fungsinya sebaai organ vital. Sakit itu telah lama bersarang yah,,??.Karena seingat ajeng dari
TK sampai sekolah dasar BAPAK sering
sekali masuk rumah putih itu, yang didalamnya serba putih dan aroma khas
kimiawi tajam tercium. Ketika sesak didada menghampiri dengan cepat, seketika itu pula sulit melangkah dan penglihatanmu menjadi
berkunang-kunang. Ajeng juga turut
merasakan hal yang sama. Rasanya semua badan ini lemas waktu pulang sekolah
harus diajak ke rumah putih itu, dan terekam jelas ada ragamu terbaring lemah di kasur putih
dengan selang infus di tangan kiri dan selang oksigen terpasang di hidungmu. Mungkin sebelum ajeng
lahir bapak su dah langganan masuk keluar rumah itu. Tapi, ajeng juga suka kalau ada yang jenguk
pasti bawa banyak makanan, buah, kue, yah bapak kan dilarang makan yang keras
apalagi yang mainis atau berminyak. Jadi bisa dihabiskan sama ajeng( kalau ini
senyum^ sendiri sambil ngetik). Kini baru sadar rasanya kehilangan orang yang
kita sayangi yah(-,-). Tidak terasa bapak temani ajeng hanya sampai dua belas
tahun saja,waktu yang cukup singkat,singkat sekali bapak. Ajeng yang berharap
akan seperti teman yang lain. Minta restu saat mengikuti ujian sekolah
, agar diberi kemudahan dalam
mengerjakannya>
NURIAH
MIFTAHUL JANNAH
نوريّة مفتاح الجنة